Selasa, 01 Februari 2011

Resensi Darah Garuda,Sang Pencerah,Sang Pemimpi

SANG PENCERAH
1. IDENTITAS
Judul buku : Sang Pencerah
Jenis buku : Roman Dewasa
Penulis : Akmal Nasery Basral
Penerbit : Mizan
Tahun terbit : Agustus 2010
Jumlah Halaman :
2. SINOPSIS
Sepulang dari Mekah, Darwis muda (Ihsan Taroreh) mengubah namanya menjadi Ahmad Dahlan. Seorang pemuda usia 21 tahun yang gelisah atas pelaksanaan syariat Islam yang melenceng ke arah Bid’ah /sesat.
Melalui Langgar / Surau nya Ahmad Dahlan (Lukman Sardi) mengawali pergerakan dengan mengubah arah kiblat yang salah di Masjid Besar Kauman yang mengakibatkan kemarahan seorang kyai penjaga tradisi, Kyai Penghulu Kamaludiningrat (Slamet Rahardjo) sehingga surau Ahmad Dahlan dirobohkan karena dianggap mengajarkan aliran sesat. Ahmad Dahlan juga di tuduh sebagai kyai Kafir hanya karena membuka sekolah yang menempatkan muridnya duduk di kursi seperti sekolah modern Belanda.
Ahmad Dahlan juga dituduh sebagai kyai Kejawen hanya karena dekat dengan lingkungan cendekiawan Jawa di Budi Utomo. Tapi tuduhan tersebut tidak membuat pemuda Kauman itu surut. Dengan ditemani isteri tercinta, Siti Walidah (Zaskia Adya Mecca) dan lima murid murid setianya : Sudja (Giring Nidji), Sangidu (Ricky Perdana), Fahrudin (Mario Irwinsyah), Hisyam (Dennis Adishwara) dan Dirjo (Abdurrahman Arif), Ahmad Dahlan membentuk organisasi Muhammadiyah dengan tujuan mendidik umat Islam agar berpikiran maju sesuai dengan perkembangan zaman.
3. KESIMPULAN
Novel ini mengajak kita untuk mengenal lebih dalam pembentuk organisasi Muhammadiyah. Novel ini baik dibaca siapa saja. Dewasa, remaja, anak-anak maupun orang tua sekalipun. Dalam novel ini kita akan diajak merenung, menjelajahi islam yang sebenarnya.
SANG PEMIMPI
1. IDENTITAS
Judul : Sang Pemimpi
Jenis buku : Petualangan
Penulis : Andrea Hirata
Penerbit : PT Bentang Pustaka
Tahun terbit : November 2009
Halaman : 292 Halaman
2. SINOPSIS
Novel Sang Pemimpi menceritakan tentang sebuah kehidupan tiga orang
anak Melayu Belitong yaitu Ikal, Arai, dan Jimbron yang penuh dengan
tantangan, pengorbanan dan lika-liku kehidupan yang memesona sehingga
kita akan percaya akan adanya tenaga cinta, percaya pada kekuatan mimpi
dan kekuasaan Allah. Ikal, Arai, dan Jimbron berjuang demi menuntut ilmu
di SMA Negeri Bukan Main yang jauh dari kampungnya. Mereka tinggal di
salah satu los di pasar kumuh Magai Pulau Belitong bekerja sebagai kuli
ngambat untuk tetap hidup sambil belajar.
Ada Pak Balia yang baik dan bijaksana, beliau seorang Kepala Sekolah
sekaligus mengajar kesusastraan di SMA Negeri Bukan Main, dalam novel
ini juga ada Pak Mustar yang sangat antagonis dan ditakuti siswa, beliau
berubah menjadi galak karena anak lelaki kesayangannya tidak diterima di
SMA yang dirintisnya ini. Sebab NEM anaknya ini kurang 0,25 dari batas
minimal. Bayangkan 0,25 syaratnya 42, NEM anaknya hanya 41,75.
Ikal, Arai, dan Jimbron pernah dihukum oleh Pak Mustar karena telah
menonton film di bioskop dan peraturan ini larangan bagi siswa SMA Negeri
Bukan Main. Pada apel Senin pagi mereka barisnya dipisahkan, dan
mendapat hukuman berakting di lapangan sekolah serta membersihkan WC.
Ikal dan Arai bertalian darah. Nenek Arai adalah adik kandung kakek Ikal
dari pihak ibu,ketika kelas 1 SD ibu Arai wafat dan ayahmya juga wafat
ketika Arai kelas 3 sehingga di kampung Melayu disebut Simpai Keramat.
Sedangkan Jimbron bicaranya gagap karena dulu bersama ayahnya bepergian naik sepeda tiba-tiba ayahnya kena serangan jantung dan Jimbron pontang-panting membawa ayahnya panik. Ia sangat antusias sekali dengan kuda, segala macam kuda ia tahu.
Ayah Ikal bekerja di PN Timah Belitong, ayahnya pendiam tapi kasih
sayangnya sangat besar, dia bersepeda ke Magai 30 kilometer hanya untuk
mengambil rapot anaknya di SMA Negeri Bukan Main. Dan ibu Ikal
menyiapkan baju safari ayah dengan menyalakan setrika arang dan gesit
memercikan air pandan dan bunga kenanga yang telah direndam semalam.
Ketika belajar di lapangan sekolah Pak Mustar berkata : “Jelajahi
kemegahan Eropa sampai ke Afrika yang eksotis. Temukan berliannya
budaya sampai ke Prancis. Langkahkan kakimu di atas altar suci almamater
terhebat tiada tara Sorbonne. Ikuti jejak-jejak Sartre, Louis Pasteur,
Montesquieu, Voltaire. Disanalah orang belajar science, sastar, dan seni
hingga mengubah peradaban”. Ikal dan Arai tak berkedip ketika Pak Balia
memperlihatkan gambar yang tampak seorang pelukis dibelakang kanvas
berdiri menjulang Menara Eiffel yang menunduk memerintahkan Sungai
Seine agar membelah diri menjadi dua tepat dikaki-kakinya.
Saat itulah mereka mengkristalkan harapan agung dengan statement yang
sangat ambisius : Cita-cita kami adalah kami ingin sekolah ke Prancis! Ingin
menginjakan kaki di altar suci almamater Sorbonne, ingin menjelajah Eropa
sampai ke Afrika.
Dengan perjuangan hidup mesti serba terbatas dan banyak rintangan Ikal
dan Arai akhirnya diterima kuliah di Universite de Paris, Sorbonne, Prancis.
Sedangkan Jimbron tetap di Belitong mengurusi kuda milik capo.
3.KESIMPULAN
Novel Sang Pemimpi atau lanjutan dari Laskar Pelangi ini layak dibaca siapapun. Terdapat banyak unsure pendidikan yang terkandung dalam novel ini. Contohnya mengajak kita mandiri dan bertanggung jawab. Itu adalah salah satu tugas yang sangat besar.
DARAH GARUDA
1. IDENTITAS
Jenis film : Action
Film : Darah Garuda: Merah Putih II
Sutradara : Yadi Sugandi dan Conor Allyn
Produser executive : Hashim Djojohadikusumo
Produksi : PT Media Desa Indonesia dan Margate House Films
Pemain : Donny Alamsyah, Rahayu Saraswati, T. Rifnu Wikana, Lukman Sardi, Astri Nurdin, Darius Sinathrya, Atiqah Hasiholan, Ario Bayu, Rudy Wowor, Alex Komang dan memperkenalkan aktor cilik Aldy Zulfikar.
2. SINOPSIS
Epik penuh dengan action yang tegang dan dipotret dengan brilian oleh aktor-aktor berbakat papan atas Indonesia, film Darah Garuda (Merah Putih II) adalah sebuah cerita mengenai kelompok heroik kadet yang bergerilya di pulau Jawa pada tahun 1947.
Terpecah oleh rahasia-rahasia mereka di masa lalu, dan konflik yang tajam dalam hal kepribadian, kelas sosial dan agama, keempat lelaki muda bersatu untuk melancarkan sebuah serangan nekat terhadap kamp tawanan milik Belanda, demi menyelamatkan para perempuan yang mereka cintai.
Para kadet ini terhubung dengan kantor pusat Jendral Sudirman dimana mereka diberi sebuah tugas sangat rahasia di belakang garis musuh di Jawa Barat: sebuah serangan gaya komando pada lapangan udara vital yang dapat membalikkan perlawanan para pemberontak melawan kezaliman yang telah dilakukan Jendral Van Mook pada Agustus 1947. Menembus dalam ke hutan, mereka bertemu dengan kelompok lain dari separatis Islam, juga sekutu baru maupun yang potensial berkhianat: mata-mata kolonial dengan pangkatnya sendiri dan sekutu orang-orang sipil dari jalanan; dan musuh lama yang bertanggung jawab atas intelijen Belanda.
Terkepung, baik oleh musuh dari luar maupun dari dalam, para pahlawan harus bersatu dan saling percaya karena mereka berjuang demi mengejar satu tujuan: Kemerdekaan.
3. KESIMPULAN
Indonesia adalah tanah air kita. Di film ini kita diajak untuk menghargai, menghormati, dan mendoakan para pahlawan-pahlawan yang telah gugur dalam mempertahankan Indonesia. Film ini layak dilihat siapapun termasuk anak-anak. Dalam film ini banyak sekali unsur-unsur sejarah yang ada.